beritapembangunan.web.id Menteri Agama Nasaruddin Umar melakukan kunjungan kerja ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah, untuk meninjau pembangunan Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) di lingkungan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Palangka Raya. Kunjungan ini disambut meriah oleh masyarakat Dayak melalui upacara adat yang sarat makna.
Begitu tiba, Menag disambut oleh Gubernur Kalimantan Tengah bersama para tokoh adat dan masyarakat. Ia dikalungi lilis lamiang dan selendang kehormatan, disertai penyerahan lawung, topi khas Dayak yang menjadi simbol penghormatan tertinggi bagi tamu agung. Prosesi adat ini diiringi tarian penyambutan dengan gerakan gemulai dan tabuhan alat musik tradisional, menghadirkan suasana penuh khidmat dan kegembiraan.
Menteri Agama menyampaikan rasa haru atas sambutan masyarakat. “Kami sangat menghargai nilai budaya Dayak yang begitu luhur dan terbuka. Kehangatan ini mencerminkan semangat persaudaraan yang menjadi kekuatan besar bangsa kita,” ucapnya.
Tinjauan Pembangunan Rusunawa
Usai prosesi penyambutan, Menag melanjutkan kegiatan dengan meninjau langsung progres pembangunan Rusunawa IAKN Palangka Raya. Proyek ini merupakan bagian dari program Kementerian Agama dalam meningkatkan fasilitas pendidikan tinggi keagamaan di berbagai daerah.
Rusunawa tersebut dirancang untuk menjadi tempat tinggal layak dan nyaman bagi mahasiswa dari berbagai daerah yang menempuh pendidikan di kampus IAKN. Fasilitas ini diharapkan mampu mendukung aktivitas akademik sekaligus memperkuat interaksi sosial antar mahasiswa lintas daerah dan agama.
Dalam kunjungan itu, Menag mendapatkan penjelasan detail dari rektor IAKN terkait progres konstruksi, fasilitas pendukung, hingga rencana penyelesaian proyek. Ia menekankan pentingnya ketepatan waktu dan kualitas bangunan agar bisa segera dimanfaatkan oleh mahasiswa.
“Pendidikan harus didukung oleh sarana yang baik. Rusunawa ini bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga rumah bagi pengembangan karakter, toleransi, dan wawasan kebangsaan,” ujarnya.
Komitmen Pemerintah untuk Pendidikan Keagamaan
Pembangunan Rusunawa di IAKN Palangka Raya menjadi salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat infrastruktur pendidikan keagamaan. Kementerian Agama menilai, akses terhadap fasilitas yang layak merupakan fondasi penting untuk menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan produktif.
Menurut Menag, keberadaan Rusunawa juga akan mempermudah mahasiswa dari wilayah pedalaman Kalimantan untuk menempuh pendidikan tinggi tanpa terbebani biaya tempat tinggal yang mahal. Ia berharap fasilitas ini mampu menjadi wadah pembentukan generasi muda yang berwawasan keagamaan sekaligus kebangsaan.
“Pemerataan akses pendidikan adalah wujud dari keadilan sosial. Kita ingin anak-anak dari daerah terpencil punya kesempatan yang sama untuk maju dan belajar,” tegas Menag.
Harmoni dan Moderasi Beragama
Kunjungan Menag ke Palangka Raya juga memiliki makna simbolik dalam memperkuat semangat moderasi beragama. Ia mengapresiasi kerukunan antarumat beragama yang telah terjalin lama di Kalimantan Tengah, di mana masyarakat dari beragam latar belakang hidup berdampingan dengan damai.
Masyarakat Dayak dikenal memiliki tradisi menghormati tamu dan menjunjung tinggi nilai toleransi. Hal ini terlihat dari cara mereka menyambut pejabat lintas agama dengan penuh rasa hormat. “Inilah wajah asli Indonesia, di mana budaya dan agama dapat hidup berdampingan dengan saling menghargai,” ujar Nasaruddin.
Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur seperti Rusunawa harus diiringi pembangunan mental dan spiritual mahasiswa agar nilai-nilai keberagaman dan kebersamaan terus terpelihara di lingkungan kampus.
Dukungan Pemerintah Daerah
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Tengah menyampaikan komitmennya untuk mendukung pembangunan sektor pendidikan, termasuk fasilitas di bawah naungan Kementerian Agama. Ia berharap keberadaan Rusunawa ini dapat mendorong kemajuan sumber daya manusia di wilayahnya.
“Mahasiswa IAKN adalah bagian dari masa depan Kalimantan Tengah. Dengan dukungan infrastruktur yang baik, kita bisa melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang berkarakter dan berintegritas,” ujar Gubernur.
Selain meninjau Rusunawa, Menag juga berdialog dengan sivitas akademika IAKN dan tokoh masyarakat mengenai peran pendidikan agama dalam membangun harmoni sosial. Diskusi berjalan akrab dengan suasana penuh semangat kebangsaan.
Menjaga Nilai Budaya dan Kearifan Lokal
Kehadiran Menag yang disambut dengan upacara adat menjadi simbol penting kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat lokal. Prosesi adat Dayak tidak hanya menjadi bentuk penghormatan, tetapi juga pengingat bahwa setiap kebijakan pembangunan perlu berpijak pada kearifan lokal.
Nilai-nilai budaya Dayak, seperti keterbukaan, gotong royong, dan penghargaan terhadap alam, sejalan dengan semangat pembangunan nasional yang menempatkan manusia sebagai pusatnya. “Pembangunan fisik tidak akan bermakna tanpa pembangunan budaya. Keduanya harus berjalan beriringan,” ujar Nasaruddin.
Harapan ke Depan
Menag menutup kunjungan dengan harapan agar Rusunawa IAKN Palangka Raya segera rampung dan dapat digunakan oleh mahasiswa. Ia menilai, proyek ini bukan hanya investasi untuk pendidikan, tetapi juga untuk memperkuat jaringan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
“Saya percaya, dari tempat ini akan lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang damai dan menghargai perbedaan,” katanya.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa pembangunan dan budaya dapat berjalan berdampingan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat adat, dan lembaga pendidikan, semangat harmoni yang tercermin di Kalimantan Tengah diharapkan dapat menjadi teladan bagi seluruh wilayah Indonesia.

Cek Juga Artikel Dari Platform pontianaknews.web.id
