beritapembangunan.web.id Warga Kabupaten Blitar mulai mempertanyakan arah kebijakan pemerintah daerah setelah sekian lama tidak ada satu pun proyek pembangunan jalan yang berjalan. Sejak awal tahun, kondisi infrastruktur jalan di berbagai wilayah kabupaten ini tidak menunjukkan perubahan berarti. Padahal, pembangunan jalan merupakan kebutuhan mendasar untuk mendukung kegiatan ekonomi dan mobilitas masyarakat.

Selama hampir sepuluh bulan, laporan dari berbagai kecamatan menunjukkan bahwa jalan-jalan utama dan penghubung antar-desa masih dalam kondisi rusak berat. Lubang di jalan semakin banyak, aspal terkelupas, dan sebagian ruas bahkan sulit dilalui kendaraan roda empat. Situasi ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang setiap hari bergantung pada akses transportasi darat untuk bekerja, berdagang, dan mengangkut hasil pertanian.

Kondisi Jalan yang Kian Memprihatinkan

Beberapa ruas jalan yang menjadi keluhan utama masyarakat antara lain jalur Selorejo–Wlingi, Kademangan–Kanigoro, dan Doko–Bakung. Jalan-jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga, pelaku usaha, dan kendaraan pengangkut hasil bumi. Namun, tanpa perawatan dan pembangunan baru, jalan yang sebelumnya masih bisa dilalui kini rusak parah.

Warga mengaku sudah berulang kali melaporkan kondisi ini kepada pihak desa dan dinas terkait. Namun, hingga kini belum ada perbaikan berarti. “Kami sudah bosan menunggu janji perbaikan. Jalan rusak ini membuat biaya transportasi naik karena kendaraan cepat rusak,” ujar salah satu sopir angkutan barang di Kecamatan Kademangan.

Kondisi jalan yang buruk juga berdampak pada menurunnya minat investor lokal. Banyak pelaku usaha kecil yang akhirnya memilih memindahkan usahanya ke wilayah lain yang memiliki infrastruktur lebih baik. Hal ini tentu memperburuk roda ekonomi daerah yang bergantung pada sektor perdagangan dan pertanian.

Faktor Penghambat Pembangunan

Ketiadaan proyek pembangunan jalan dalam waktu panjang menimbulkan spekulasi di masyarakat. Ada yang menduga bahwa hal ini terkait dengan keterlambatan penyerapan anggaran di dinas pekerjaan umum setempat. Sebagian pihak menilai lemahnya perencanaan dan koordinasi antar-instansi menjadi faktor utama.

Sumber dari kalangan pemerintah daerah menyebut bahwa beberapa proyek pembangunan jalan sebenarnya sudah masuk dalam rencana kerja anggaran (RKA), namun terkendala proses administrasi dan lelang. Akibatnya, program yang semestinya dimulai di pertengahan tahun tertunda tanpa kepastian waktu.

Selain itu, ada pula indikasi bahwa alokasi anggaran lebih banyak terserap untuk kebutuhan non-infrastruktur, seperti belanja rutin dan program sosial. Jika benar demikian, maka hal ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik belum menjadi prioritas utama pemerintah daerah, meskipun infrastruktur jalan merupakan urat nadi pembangunan ekonomi wilayah.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Keterlambatan pembangunan jalan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga berdampak luas pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Di sektor pertanian, hasil panen dari daerah seperti Selopuro dan Panggungrejo mengalami keterlambatan pengiriman karena kendaraan pengangkut sering terjebak di jalan berlubang atau tergenang air.

Pedagang di pasar tradisional pun mengeluhkan menurunnya pasokan barang dari desa-desa. Biaya transportasi meningkat karena kendaraan harus memutar jauh atau memperbaiki kerusakan lebih sering. Kondisi ini pada akhirnya mendorong kenaikan harga bahan pokok di tingkat konsumen.

Dari sisi sosial, warga menilai ketidakseriusan pemerintah daerah dalam menangani masalah jalan ini sebagai bentuk kurangnya kepedulian terhadap kebutuhan publik. Sejumlah tokoh masyarakat bahkan menilai bahwa lemahnya pembangunan jalan mencerminkan tidak adanya arah kebijakan jangka panjang untuk memajukan Kabupaten Blitar.

Seruan dari Masyarakat

Beberapa organisasi masyarakat dan kelompok pemuda telah menyuarakan aspirasi mereka melalui forum diskusi dan media sosial. Mereka menuntut transparansi anggaran pembangunan dan menanyakan alasan mengapa proyek infrastruktur dasar belum berjalan.

Ketua salah satu komunitas warga mengatakan bahwa masyarakat tidak menuntut proyek besar, tetapi perbaikan nyata. “Kami hanya ingin jalan yang layak. Kalau hujan, anak-anak sekolah harus berjalan kaki melewati genangan dan lumpur. Ini seharusnya tidak terjadi di kabupaten yang punya potensi besar seperti Blitar,” ujarnya.

Para tokoh lokal juga mendorong agar DPRD Kabupaten Blitar menjalankan fungsi pengawasan lebih tegas terhadap kinerja eksekutif. Mereka menilai, bila kondisi ini terus dibiarkan, dampaknya akan terasa panjang hingga tahun-tahun mendatang.

Harapan ke Depan

Pembangunan jalan seharusnya menjadi prioritas karena menyangkut hajat hidup masyarakat banyak. Infrastruktur yang baik tidak hanya memperlancar ekonomi, tetapi juga meningkatkan konektivitas antarwilayah dan membuka peluang investasi baru.

Pemerintah daerah perlu mengambil langkah cepat dengan menata ulang prioritas anggaran, mempercepat proses lelang proyek, dan memastikan pelaksanaannya tepat waktu. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam pengawasan partisipatif penting agar tidak terjadi penyimpangan dana atau penundaan yang tidak jelas.

Kabupaten Blitar memiliki potensi besar dalam bidang pertanian, pariwisata, dan industri kecil. Namun, tanpa akses jalan yang memadai, potensi tersebut sulit berkembang maksimal. Diperlukan komitmen kuat dari seluruh elemen pemerintahan untuk menjadikan infrastruktur sebagai fondasi utama kemajuan daerah.

Penutup

Kondisi Kabupaten Blitar yang selama sepuluh bulan tidak melakukan pembangunan jalan menjadi peringatan serius bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus dibenahi secara menyeluruh. Pemerintah daerah tidak bisa lagi menunda proyek-proyek vital yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan jalan bukan sekadar urusan fisik, tetapi simbol kehadiran negara di tengah rakyat. Ketika jalan-jalan kembali bisa dilalui dengan baik, ekonomi akan bergerak, investasi datang, dan masyarakat merasakan manfaat nyata dari pembangunan. Blitar, dengan segala potensinya, layak mendapat perhatian lebih agar tidak terus tertinggal.

Cek Juga Artikel Dari Platform koronovirus.site

By Blacky