beritapembangunan.web.id Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin, menegaskan bahwa pembangunan di Kota Tangerang tidak boleh hanya mengejar pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, keseimbangan ekologis harus menjadi bagian utama dalam setiap perencanaan. Hal ini ia sampaikan saat membuka Konsultasi Publik Kajian Review Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) Kota Tangerang.
Ia menjelaskan bahwa sebuah kota tidak bisa berkembang hanya dengan melihat angka-angka ekonomi. Lingkungan yang sehat juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, ia meminta seluruh pihak memberikan perhatian penuh terhadap aspek lingkungan.
RPPLH Sebagai Kompas Pembangunan Kota
Dalam forum tersebut, Sachrudin menyebut RPPLH sebagai kompas pembangunan jangka panjang. Dokumen itu akan menjadi panduan bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam merumuskan arah pembangunan yang lebih berkelanjutan. Ia ingin RPPLH menjadi landasan kuat agar kebijakan kota tidak meninggalkan aspek ekologis.
Menurutnya, pembangunan yang sehat harus memadukan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan. Kota yang bersih dan nyaman bukan hanya menarik investor, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi warganya. Ia menilai bahwa RPPLH sangat penting untuk menjaga keseimbangan itu.
Mengajak Semua Pihak untuk Berkolaborasi
Konsultasi publik ini dihadiri sekitar seratus peserta dari berbagai latar belakang. Mereka berasal dari masyarakat umum, akademisi, pelaku usaha, komunitas lingkungan, hingga perwakilan instansi pemerintah. Kehadiran banyak pihak ini dinilai sebagai langkah positif untuk menyatukan pandangan.
Sachrudin mengajak semua peserta untuk berdialog secara terbuka. Ia menegaskan bahwa pengelolaan lingkungan tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Masukan dari para ahli, praktisi, hingga warga sangat dibutuhkan untuk menghasilkan dokumen yang lebih akurat dan aplikatif.
Ia berharap kolaborasi tidak berhenti pada forum saja. Kerja sama harus terus berjalan agar strategi yang disusun dalam RPPLH benar-benar membawa perubahan di lapangan.
Tantangan Lingkungan Kota Tangerang
Dalam sambutannya, Sachrudin juga menyoroti berbagai masalah lingkungan yang selama ini dihadapi Kota Tangerang. Produksi sampah terus meningkat seiring pertambahan penduduk. Jika tidak ditangani dengan baik, sampah dapat menciptakan masalah baru dan menurunkan kualitas lingkungan.
Selain sampah, kualitas air dan udara di beberapa titik kota juga mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi aktivitas industri, pemukiman padat, dan transportasi. Perubahan iklim juga menghasilkan dampak nyata, seperti intensitas hujan yang tidak menentu dan potensi banjir di beberapa kawasan.
Menurut Sachrudin, evaluasi RPPLH sangat penting untuk melihat sejauh mana program sebelumnya memberikan dampak. Evaluasi ini menjadi dasar bagi strategi baru yang lebih adaptif dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Harapan agar Dokumen RPPLH Lebih Komprehensif
Wali Kota berharap forum konsultasi publik dapat memperkaya substansi RPPLH. Ia meminta seluruh peserta memberikan masukan yang kritis namun membangun. Dengan masukan yang tepat, dokumen tersebut dapat menjadi pedoman yang kuat untuk mewujudkan kota yang green, resilient, dan sustainable.
Ia ingin RPPLH tidak hanya berisi konsep besar, tetapi juga strategi implementasi yang jelas. Menurutnya, pembangunan berkelanjutan hanya dapat tercapai jika kebijakan dirancang secara realistis, aplikatif, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Di akhir penyampaiannya, Sachrudin menyampaikan harapan agar dokumen ini memberi arah yang jelas bagi masa depan lingkungan Kota Tangerang. Ia ingin RPPLH menjadi pegangan bagi pemerintah kota dalam menyusun kebijakan yang lebih ramah lingkungan.
Laporan DLH Mengenai Kegiatan Konsultasi Publik
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Wawan Fauzi, juga memberikan laporan terkait pelaksanaan forum tersebut. Ia menjelaskan bahwa peserta berasal dari berbagai perangkat daerah dan instansi terkait. Perwakilan daerah yang berbatasan, perguruan tinggi, komunitas lingkungan, serta NGO juga turut berpartisipasi.
Menurut Wawan, keberagaman peserta memperkaya pandangan. Setiap pihak membawa perspektif berbeda, mulai dari sisi regulasi, ekologi, hingga kebutuhan sosial. Hal ini sangat membantu dalam menyusun dokumen RPPLH yang lebih komprehensif.
Ia menambahkan bahwa masukan dari konsultasi publik ini menjadi bagian penting dalam penyempurnaan dokumen. Pemerintah ingin memastikan bahwa RPPLH tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar menjadi pedoman pembangunan kota yang kuat dan aplikatif.
Pentingnya RPPLH sebagai Arah Pembangunan Berkelanjutan
RPPLH memainkan peran penting dalam menjaga kualitas lingkungan kota. Dengan dokumen ini, pemerintah memiliki alat strategis untuk mengukur dampak pembangunan terhadap lingkungan. Setiap kebijakan baru harus mengikuti prinsip berkelanjutan.
Keseimbangan ekologis dapat menjadi fondasi yang kuat bagi pembangunan ekonomi. Kota yang memiliki lingkungan sehat akan lebih kompetitif karena masyarakatnya lebih produktif dan memiliki kualitas hidup lebih tinggi.
Menuju Kota Tangerang yang Lebih Hijau dan Tangguh
Dengan dibukanya konsultasi publik ini, pemerintah ingin memperlihatkan transparansi dalam penyusunan kebijakan. Kota Tangerang sedang bergerak menuju arah pembangunan yang lebih hijau. Namun perjalanan ini membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak.
Sachrudin berharap RPPLH dapat menjadi landasan kuat untuk menjadikan Kota Tangerang lebih tangguh menghadapi tantangan lingkungan. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, kota ini dapat mewujudkan pembangunan yang lebih adil, sehat, dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform musicpromote.online
