beritapembangunan.web.id Suasana penuh semangat tampak di Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, ketika peletakan batu pertama pembangunan gerai Koperasi Merah Putih resmi dimulai. Acara ini dipimpin langsung oleh Komandan Kodim 0827 Sumenep, Letkol Arm Bendi Wibisono, dan menjadi simbol awal gerakan ekonomi rakyat yang digagas secara nasional.

Kegiatan ini tidak hanya berlangsung di Sumenep, tetapi juga digelar serentak di berbagai daerah Indonesia melalui sambungan virtual. Ribuan perwakilan daerah turut berpartisipasi dalam momen penting ini yang mengusung tema “Bangun Koperasi Desa, Indonesia Jaya.”

Program besar ini menandai babak baru bagi penguatan ekonomi desa di seluruh Indonesia dengan target pembangunan 80 ribu gerai koperasi Merah Putih di berbagai wilayah.

Sinergi Nasional untuk Ekonomi Kerakyatan

Pemerintah pusat menggandeng PT Agrinas Pangan Nasional bersama jaringan koperasi lokal untuk menjalankan proyek ini. Program juga mendapat pendampingan dari Satuan Tugas TNI di tiap daerah agar pembangunan berjalan tertib dan tepat waktu.

Menurut Letkol Bendi Wibisono, program ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi desa. “Pemerintah berkomitmen menghadirkan pusat ekonomi baru di tingkat desa melalui koperasi yang kuat, modern, dan mandiri,” ujarnya kepada tim media.

Di Kabupaten Sumenep sendiri, enam lokasi menjadi titik awal pembangunan gerai koperasi. Rencana jangka panjangnya, jumlah tersebut akan bertambah hingga 334 gerai yang tersebar di seluruh kecamatan.

Bendi menegaskan, setiap gerai akan dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan hasil bumi, ruang usaha, dan area pelayanan masyarakat. Semua dirancang agar koperasi menjadi pusat kegiatan ekonomi warga.

Koperasi sebagai Pusat Perputaran Ekonomi Desa

Kehadiran Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi penggerak utama ekonomi rakyat di wilayah pedesaan. Gerai ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat jual beli, tetapi juga sebagai wadah distribusi hasil pertanian, perikanan, dan produk UMKM lokal.

“Konsepnya sederhana tapi efektif. Warga bisa menitipkan hasil panen di koperasi, dan masyarakat lain bisa membeli kebutuhan di situ. Jadi, uang berputar di desa sendiri tanpa harus keluar daerah,” jelas Bendi.

Dengan pola seperti ini, desa tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga konsumsi dan distribusi. Sistem ini diharapkan bisa memotong rantai distribusi panjang yang sering merugikan petani dan pelaku usaha kecil.

Selain itu, koperasi juga akan menyediakan ruang khusus bagi UMKM lokal untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas.

Kolaborasi Pemerintah Daerah dan TNI

Kegiatan peletakan batu pertama turut dihadiri oleh Asisten II Pemkab Sumenep, Wakapolres, Kadis Koperasi dan UMKM, Kadis Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta unsur Forkopimka Kecamatan Kota.

Kolaborasi ini menunjukkan dukungan penuh dari semua pihak agar pembangunan koperasi berjalan lancar. Pemerintah daerah berharap kehadiran program nasional ini mampu mempercepat pemerataan ekonomi di wilayah Sumenep dan sekitarnya.

Letkol Bendi menyampaikan bahwa TNI tidak hanya berperan sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendamping masyarakat. “Kami ingin memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana. Kalau koperasi ini maju, ekonomi rakyat akan ikut tumbuh, dan otomatis akan memperkuat perekonomian nasional,” tegasnya.

Target dan Rencana Ke Depan

Pembangunan gerai koperasi ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan. Setelah itu, koperasi akan mulai beroperasi melayani kebutuhan masyarakat.

Gerai akan dikelola langsung oleh koperasi desa atau kelurahan, sementara sistem logistik dan pengelolaan stok akan didukung secara digital oleh Agrinas Pangan Nasional.

Bendi menjelaskan, tahap berikutnya adalah membentuk jaringan antar-gerai agar sistem distribusi lebih efisien. Dengan begitu, koperasi di satu wilayah bisa saling menopang kebutuhan barang pokok dan produk lokal.

Selain itu, pemerintah juga menyiapkan pelatihan bagi pengurus koperasi agar mampu mengelola unit usaha dengan profesional. Pelatihan ini mencakup manajemen keuangan, pemasaran digital, serta pengelolaan rantai pasok berbasis teknologi.

Dampak Ekonomi bagi Masyarakat

Pembangunan Koperasi Merah Putih diyakini akan membuka banyak lapangan kerja baru di pedesaan. Mulai dari tenaga pembangunan, staf koperasi, hingga petani dan pengrajin yang tergabung dalam rantai pasok lokal.

Masyarakat desa juga diuntungkan karena harga bahan pokok akan lebih stabil. Distribusi dilakukan langsung dari produsen ke koperasi tanpa melalui banyak perantara.

Selain aspek ekonomi, keberadaan koperasi juga diharapkan memperkuat semangat gotong royong antarwarga. Nilai-nilai kerja sama dan solidaritas yang menjadi dasar koperasi diharapkan mampu menumbuhkan budaya ekonomi kolektif.

Komitmen untuk Indonesia yang Lebih Mandiri

Program Koperasi Merah Putih menjadi bagian dari visi besar membangun kedaulatan ekonomi nasional. Dengan memberdayakan desa, pemerintah berupaya menciptakan fondasi ekonomi yang kuat dari akar rumput.

Letkol Bendi menyebut, keberhasilan program ini akan menjadi bukti nyata bahwa masyarakat desa mampu mandiri secara ekonomi jika diberi akses dan fasilitas yang memadai.

“Ketika desa makmur, negara akan kuat. Inilah semangat yang kita dorong lewat Koperasi Merah Putih,” ucapnya menutup acara.

Pembangunan gerai koperasi ini menjadi simbol nyata bahwa kebangkitan ekonomi Indonesia dimulai dari desa. Dengan dukungan pemerintah, TNI, dan masyarakat, gerakan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari level terkecil — desa untuk Indonesia yang lebih sejahtera.

Cek Juga Artikel Dari Platform baliutama.web.id

By Blacky